Harus diakui, ketika kita ingin mengatur keuangan, salah satu komponen yang harus ada adalah investasi. Tentu, menyisihkan sebagian penghasilan kemudian ditanam di instrumen investasi agar memperoleh keuntungan di masa depan menjadi sebuah keharusan.

Di masa sekarang, ada begitu banyak pilihan produk investasi yang tersedia, dan bisa menjadi pilihan generasi muda. Baik investasi dengan bentuk konvensional seperti deposito, emas, saham, hingga obligasi. Maupun investasi kekinian seperti pendanaan usaha.
Pengertian
Dari banyaknya jenis investasi, obligasi menjadi salah satu instrumen yang cukup menarik. Jenis investasi ini merupakan surat hutang jangka menengah sampai jangka panjang yang bisa diperjual belikan. Surat ini berisi janji dari penerbit untuk melakukan pembayaran imbalan berupa kupon di akhir waktu yang sudah ditentukan.
Instrumen ini adalah jenis investasi pendapatan tetap dnegan tujuan memberi tingkat pertumbuhan nilai yang stabil namun memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan saham. Instrumen ini diterbitkan serta dijual dengan tujuan memperoleh dana segar investor.
Biasanya, bila diterbitkan oleh perusahaan, hasilnya akan digunakan untuk membayar hutang, modal kerja hingga ekspansi bisnis. Begitu pula ketika dikeluarkan oleh pemerintah. Pendanaan yang terkumpul digunakan untuk membiayai berbagai macam pos APBN serta digunakan untuk menutup devisit anggaran.
Keuntungan dan Risikonya
Bila dilihat dari segi keuntungan, jenis investasi ini memiliki berbagai macam keuntungan seperti memperoleh pendapatan dari adanya pembayaran kupon, selain itu pemegang juga memperoleh keuntungan sampai surat hutang yang dibawa jatuh tempo.
Jika surat hutang ini masuk ke dalam pasar sekunder, nantinya investor akan mengantongi keuntungan yang berasal dari selisih harga beli serta harga jual. Meskipun menguntungkan, tentu saja instrumen investasi ini memiliki berbagai macam risiko.
Ada berbagai macam risiko yang harus dihadapi ketika melakukan investasi obligasi seperti adanya risiko gagal bayar. Karena investasi ini adalah janji membayar, tentu saja risiko paling besar ialah penerbit tidak mampu memenuhi kewajiban yang dimilikinya.
Selain itu, juga terdapat risiko likuiditas, karena diperjual belikan terdapat kemungkinan ketika Anda ingin menjual sebuah surat, tidak ada yang bersedia membeli. Risiko lainnya adalah perubahan inflasi. Harga dari surat hutang ini ditentukan oleh perubahan inflasi serta suku bunga. Bila dua faktor ini mengalami kenaikan, harga surat hutang akan turun.
Sekarang, melakukan investasi berubah menjadi semakin murah serta mudah. Investasi obligasi menjadi salah satu pilihan yang bisa diambil. Saat ini tidak sedikit yang menawarkan modal investasi kecil, mulai dari Rp 1 juta contohnya seperti ORI, sukuk tabungan, ritel dan lainnya.
Dibandingkan dengan menghabiskan uang gaji untuk berfoya-foya atau berbelanja barang yang mungkin tidak ada kepentingannya, akan lebih baik jika Anda menginvestasikan gaji tersebut sedikut demi sedikit.